Persahabatan di Tepi Danau

 Di sebuah desa kecil yang dikelilingi hutan hijau dan sawah yang luas, terdapat sebuah danau yang jernih. Penduduk desa sering datang ke sana untuk memancing, mandi, atau sekadar duduk menikmati angin sepoi-sepoi.


Di tepi danau itu, ada dua sahabat bernama Rani dan Dika. Setiap sore, mereka selalu bermain bersama. Kadang mereka membuat kapal kecil dari kertas dan melepaskannya ke air, kadang mereka bercerita tentang cita-cita masing-masing.


Suatu hari, Rani terlihat murung. Ia duduk diam sambil menatap air danau. Dika yang melihatnya bertanya,

“Kenapa kamu sedih, Ran?”


Rani menjawab pelan, “Aku takut nanti kita berpisah. Ayahku bilang, mungkin kita harus pindah ke kota.”

Dika terdiam sejenak. Ia tahu, jika Rani pindah, mereka tak bisa lagi bermain di tepi danau setiap sore. Namun, dengan senyum kecil, Dika berkata,

“Kalau pun kamu pindah, persahabatan kita tidak akan hilang. Kita bisa saling menulis surat, menelepon, atau bahkan berkunjung kalau ada waktu. Danau ini akan selalu jadi saksi bahwa kita pernah mengukir banyak kenangan indah di sini.”


Mendengar itu, Rani tersenyum. Ia merasa tenang, karena persahabatan sejati tidak akan hilang meski jarak memisahkan.


Sejak hari itu, setiap kali mereka bertemu di tepi danau, mereka menuliskan cerita kecil di buku catatan. Buku itu mereka namai “Buku Persahabatan.” Rani percaya, ke mana pun ia pergi nanti, buku itu akan selalu mengingatkannya pada Dika dan danau indah di desanya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mobil Tabrak Tiga Pemotor dan Pedagang Mi di Ciracas Jaktim, Satu Korban Luka Berat